21- Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (An Nur 21)
Ada 5 pesan bagi orang ber-iman yang
terkandung dalam surat An Nur ayat 21 ini yaitu:
- Selalu waspada dan tidak mengikuti bisikan serta bujuk rayu syetan.
- Syetan selalu membujuk dan menganjurkan manusia untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar.
- Tanpa pertolongan dan rahmat Allah tidak ada satu orangpun yg bisa selamat dari bujuk rayu dan tipu daya syetan itu.
- Namun demikian Allah menyelamatkan siapa yang dikehendaki dari tipu daya dan bujuk rayu syetan.
- Allah Maha mendengar dan maha melihat segala sesuatu.
mengikuti manusia kemanapun dia pergi.
Syetan selalu membisikan fikiran buruk dan membujuk manusia untuk melakukan
perbuatan maksiat, keji dan mungkar, setiap detik. Syetan tidak pernah letih
dan lelah dalam usahanya menyesatkan manusia. Tidak ada satu orangpun yang bisa
lolos dari usaha bujukan, rayuan dan tipu daya syetan ini.
Manusia memang berada pada pihak yang
lemah. Syetan bisa melihat manusia dari tempat yang manusia tidak mampu
melihatnya dan syetan mampu berjalan keluar masuk aliran darah manusia dengan
bebasnya. Itulah sebuah pertarungan yang tidak seimbang. Banyak sudah manusia
yang menjadi korban, termakan bujuk rayu syetan sehingga terjerumus kejurang
yang dalam dan hancur seluruh kehidupannya.
Tipu daya syetan ini masuk kedalam hati
dan fikiran manusia dari yang berpendidikan rendah sampai yang berpendidikan
tinggi. Ilmu pengetahuan syetan tumbuh dan berkembang mengikuti ilmu orang yang
diikutinya, syetan juga ikut belajar, kuliah, diskusi bersama orang yang
diikuti. Jika orang yang diikuti mendapat gelar sarjana, doktor, profesor,
kyai, ulama, mentri, presiden, maka syetan yang mengikutinyapun mendapat gelar
dan ilmu yang sama dengan orang yang diikuti. Ia membujuk orang yang diikuti
untuk melakukan kecurangan, perbuatan maksiat sesuai dengan ilmu yang mereka
miliki. Maka munculah koruptor kelas kakap, jendral dan kepala negara yang
memicu timbulnya peperangan. Bankir yang khianat membawa lari uang nasabah.
Kontraktor yang membabat hutan semaunya dan menimbulkan bencana alam dimana
mana. Ulama, ustadz atau kyai yang memperalat agama untuk kepentingan
pribadinya, dan lain sebagainya.
Kekacauan dan kemelut kehidupan dunia
yang dilakukan oleh orang terpelajar, kaum intelektual yang menguasai teknologi
dan berpendidikan tinggi serta carut marut kehidupan dilingkungan kumuh dan
dikalangan orang yang tidak berpendidikan tinggi adalah hasil bujuk rayu dan
bisikan syetan yang masuk kedalam hati dan fikiran mereka. Kemelut dalam rumah
tangga, perkelahian antar kelompok, perkelahian antar kampung, perampokan,
pembunuhan, pencurian, perjudian, perzinahan, mabuk-mabukan adalah hasil kerja
nyata bisikan dan bujuk rayu syetan yang berhasil mempengaruhi manusia yang
diikuti oleh syetan ini.
Kalau tidak ada rahmat Allah dan
karunianya maka tidak ada seorang manusiapun yang mampu meloloskan diri dari
jeratan tipu daya dan bujuk rayu syetan tersebut. Namun demikian Allah menuntun
dan membimbing siapa yang dikehendakinya sehingga mampu menghindar dari tipu
daya dan bujuk rayu syetan yang menyesatkan itu. Allah menjamin bahwa hambanya
yang taat patuh dan selalu ingat pada-Nya tidak akan pernah termakan bujuk rayu
syetan, sebagimana disebutkan dalam surat Al Israak 65 dan surat An Nahl 99:
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga. (Al Israak 65)
Sesungguhnya
setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal
kepada Tuhannya. (An Nahl 99)
Menghadapi pertarungan yang tidak
seimbang ini, marilah kita selalu berlindung pada Allah yang maha kuat dan
mengetahui yang ghaib dan nyata. Walaupun kita tidak dapat melihat syetan
dengan mata fisik, namun dengan pertolongan Allah mata batin kita bisa melihat
dan mewaspadai semua gerak gerik dan tipu daya syetan tersebut. Selalu ingat
dan berlindung pada Allah setiap saat, sebagaimana syetan juga berusah
menyesatkan kita setiap saat, insya Allah hati akan menjadi awas dan mampu
mengawasi syetan yang selalu mengikuti kita kemanapun pergi. Tanpa pertolongan
Allah sangat sulit bagi kita untuk menang dan selamat dari bujuk rayu dan tipu
daya syetan.
Orang yang dikuasai
syetan
Tidak ada satu orangpun yang bisa
selamat dari tipu daya syetan tanpa pertolongan Allah. Hanya orang yang selalu
ingat dan berlindung pada Allah saja yang bisa selamat dari tipu daya dan bujuk
rayu syetan. Orang yang tidak pernah mau mengingat Allah, merasa kuat, mampu,
sombong dan bangga dengan kemampuan dirinya sangat rentan terhadap bujuk rayu
dan tipu daya syetan. Mereka merasa benar dan hebat sendiri serta tidak
menyadari jika syetan telah menipu dan menyesatkan diri mereka dari jalan yang
benar.
Allah membiarkan orang yang tidak mau
kenal dan ingat pada-Nya menjadi bulan-bulanan syetan, mereka telah ditipu
syetan sehingga memandang baik semua perbuatan mereka yang buruk, dan memandang
buruk semua perbuatan yang baik. Mereka mengabdikan hidupnya hanya untuk memuaskan
hawa nafsu dan memenuhi semua bisikan dan bujuk rayu syetan. Dalam surat
An-Nahl ayat 99 Allah menyatakan bahwa syetan tidak mempunyai kekuatan untuk
mempedaya orang yang beriman dan bertawakal pada-Nya, syetan hanya mampu
menyesatkan dan mempedaya orang yang mengambilnya sebagai pemimpin dan
mempersekutukan Allah dengan sesuatu sebagaimana disebutkan dalam surat An Nahl
ayat 100.
Sesungguhnya
kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin
dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (An Nahl 100)
0 komentar:
Posting Komentar